Selasa, 02 November 2010

Gender & Epistemologi Islam

critical review
Noviandy/10.212.705

Menurut Bahasa, kata gender diambil dari istilah Biologi, yaitu “gen” artinya: “pembawa sifat embrio laki-laki maupun perempuan atau kombinasi dalam suatu proses biologis (berketurunan)”. Istilah ini kemudian digunakan oleh sosiolog dan dikembangkan dalam studi pembangunan dengan definisi: “Karunia Tuhan berupa potensi, hak/tanggung jawab, peran manusia dalam hubungan sosial yang adil dan seimbang baik laki-laki, perempuan ataupun waria yang selanjutnya dibentuk oleh nilai-nilai, pandangan (paradigma), tradisi tertentu yang dapat berubah dan dikembangkan menjadi relasi yang lebih proporsional dan harmonis baik melalui pranata sosial budaya (natural) maupun sistim pembangunan (terencana)”.
Definisi ini setidaknya memiliki dua variabel; Pertama, istilah gender sebetulnya mengandung makna “netral” dan tidak bertentangan dengan doktrin agama manapun karena Allah swt telah menjadikan manusia secara potensial di hadapan-Nya memiliki hak dan tanggung jawab yang proporsional. Ke dua, dalam realitasnya, “ketidakadilan, kesenjangan bahkan kezaliman gender” dalam relasi sosial tertentu dipengaruhi berbagai faktor “di luar” muatan qudrah (kehendak) penciptaan manusia oleh Tuhan. Karenanya, harus dibedakan pula memang ada unsur-unsur tertentu yang secara kodrati melekat pada manusia yang permanen sebagai ciptaan Tuhan yang kodrati dan tidak boleh diubah seperti jenis kelamin, fungsi-fungsi reproduksi perempuan dan sebagainya dan ini sama sekali tidak termasuk dalam konsep gender karena gender berhubungan dengan relasi/peran sosial yang dibentuk oleh ideologi, kultur, waktu, tempat dan kondisi yang terus berubah dan dapat diadaptasikan menjadi lebih adil dan baik.
Dengan demikian, pada hakikatnya konsep gender tidak bebas nilai dan salah besar jika dengan serta merta gender dipahami sebagai konsep Barat yang bertentangan dengan syariat, sama dengan jenis kelamin, urusan perempuan atau upaya menempatkan perempuan sebagai penguasa bagi laki-laki dan lain-lain.
Seiring dengan pemahaman gender (social contraction) yang terbangun dalam struktur masyarakat kita ada beberapa bentuk ketidakadilan gender yang perlu diluruskan. Pertama, Stereotype (pelabelan). Kedua, double burden (beban ganda). Ketiga, Sub- ordination (anggapan bahwa salah satu jenis kelamin lebih utama dari yang lain). Keempat, Violence (kekerasan). Kelima, marginalization (peminggiran).
Jika kita mau mengkaji Alquran secara mendalam apa yang dipahami oleh masyarakat kita telah mengalami dis-artikulasi terhadap makna yang terkandung dalam Alquran itu sendiri . Perempuan memiliki posisi tersendiri yang juga dijamin Alquran, bukan untuk dikasihani karena dalam konstruksi social dianggap lemah, ketika kaum yang dianggap tinggi statusnya (laki-laki) mengasihani perempuan ini adalah sebuah kekeliruan bahkan penghinaan terhadap Alquran—yang lebih tepat adalah saling mengisi dengan tujuan mengharap ridha Allah; terbangunnya pola relasi suami-istri, politik kenegaraan yang berkeadilan gender sehingga terhapusnya kekerasan social terhadap perempuan
Oleh sebab itu, kesepahaman yang benar oleh semua pihak yang tercermin dari sikap dan kebijakan para pemimpin serta perilaku yang “sehat” masyarakat luas merupakan aspek mendasar yang tidak dapat ditawar-tawar lagi agar kebijakan tersebut dapat sinergis mulai dari tingkat global, nasional dan lokal dengan tetap mengacu pada ajaran agama (syariat) yang dipahami secara “murni-objektif”


Reference:
Ridwan, M.Ag, “ Kekerasan Berbasis Gender: Rekonstruksi Teologis, Yurdis, dan Sosiologis” Purwokerto: Pusat Studi Gender (PSG) STAIN Purwokerto, 2006

Asghar Ali Engineer, “Islam, Wanita dan Keadilan Gender,” & “Perempuan Hak Dan Badan Hukum Pribadi” http.www. //andromeda.rutgers.edu/~rtavakol/engineer/


1 komentar:

  1. Salam Tuan...

    Saya pelajar Master Di Malaysia..didalam Bidang Fiqh..Boleh tuan perincikan lagi perbahasan mengenai epistimologi gender ini dan dari mana bahan2 rujukan seperti buku tentang penulisan epistimologi gender ini boleh didapati..

    BalasHapus